Headlines News :

Test Footer 2

Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Umum Kepramukaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Umum Kepramukaan. Tampilkan semua postingan

Makna dan Sejarah Garuda Pancasila

Lambang suatu negara adalah memiliki makna filosofis dan historis bangsa. Oleh karena itu, bentuk, warna, dan bagian-bagiannya secara keseluruhan memiliki makna yang berkaitan sejarah perjuangan bangsa. Dan, penggunaannya pun, ada ketentuan-ketentuan yang mengatur sehingga lambang tersebut diperlakukan sebagaimana seharusnya demi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

Tulisan ini, mencoba mengingatkan lagi hal-ihwal tentang lambang negara, Garuda Pancasila. Setidaknya, informasi tentang hal-ikhwal Garuda Pancasila, dapat melengkapi pemahaman terhadap dasar Negara.







Perancang Garuda Pancasila
Perancang lambang negara Indonesia adalah Sultan Hamid II. Sultan Hamid II menggambarkan lambang negara berupa seekor Burung Garuda berwarna emas dengan berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol Pancasila dan mencengkeram seutas pita putih yang bertuliskan "BHINNEKA TUNGGAL IKA".

Lambang negara tersebut dirancang sejak Desember 1949, yaitu beberapa hari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Belanda. Untuk menseleksi lambang negara yang akan digunakan, maka dibentuklah Panitia Lencana Negara pada 10 Januari 1950. Pada saat itu, banyak usulan lambang negara yang diajukan kepada panitia. Dengan melalui beberapa proses, rancangan karya Sultan Hamid II diterima dan dikukuhkan sebagai lambang negara.

Sultan Hamid II dilahirkan pada tahun 1913 dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie dan meninggal pada 1978. Sultan Hamid II dilahirkan dari kesultanan Pontianak dan pernah menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Kalimantan Barat serta menjadi Menteri Negara Zonder Portofolio di era Republik Indonesia Serikat.

Atas usul dari Soekarno dan berbagai organisasi lainnya, rancangan Sultan Hamid II tersebut disempurnakan sedikit demi sedikit. Pada Maret 1950, penyempurnaan sampai pada tahap finalisasi. Rancangan final tersebut mulai diperkenalkan kepada masyarakat sejak 17 Agustus 1950, dan sejak itu pula lambang tersebut digunakan. Pengesahan resmi lambang Negara Garuda Pansaila pada 17 Oktober 1951, melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 66 Tahun 1951 yang dikeluarkan Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo. Sedang tata cara penggunaannya diatur melalui PP No. 43 Tahun 1958.

Sejak tahun 1951, belum ada nama sah dari lambang negara tersebut, sehingga memunculkan banyak sebutan, diantaranya Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara atau hanya sekedar Garuda. Oleh sebab itu, pada 18 Agustus 2000, melalui amandemen kedua UUD 1945, MPR menetapkan nama resmi lambang negara.

Penulisan nama resmi lambang negara Indonesia tersebut terdapat dalam pasal 36 A UUD 1945 yang disebutkan sebagai Garuda Pancasila.  Nama tersebut sesuai dengan desain yang digambarkan pada lambang negara tersebut, yaitu Garuda diambil dari nama burung dan Pancasila diambil dari dasar negara Indonesia.

Filosofi Garuda Pancasila
Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yaitu Burung Garuda, Perisai dan Pita Putih.
Menurut Mitologi Hindu, Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari India. Burung tersebut berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada Burung Garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.
Jumlah bulu pada sayap Garuda sebanyak 17, bulu diekor berjumlah 8, bulu di pangkal ekor berjumlah 19 dan bulu di leher berjumlah 45. Bulu-bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945, yaitu  menggambarkan waktu kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.

Di perisai yang terdapat pada Burung Garuda, mengandung lima buah simbol yang masing-masing melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila. Perisai yang dikalungkan tersebut melambangkan pertahanan Indonesia. Pada bagian tengah dari perisai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki lima sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia.

Di bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

Pada bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.

Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Kenapa pohon beringin yang digunakan? Karena pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat “berteduh” di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.

Pada bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala banteng tersebut melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Disini, kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, dimana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.

Di bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima ini.

Di lambang perisai sendiri, terdapat garis hitam tebal yang melintang di tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia. Sedangkan warna merah dan putih yang menjadi latar pada perisai tersebut merupakan warna bendera negara Indonesia. Merah, memiliki makna keberanian dan putih melambangkan kesucian.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terlihat pita putih yang dicengkram, pita tersebut bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Tulisan tersebut ditulis dengan menggunakan huruf latin dan merupakan semboyan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua.”

Kata Bhinneka Tunggal Ika sendiri dikutip dari buku Sutasoma yang dikarang oleh seorang pujangga di abad ke-14 dari Kerajaan Majapahit, Mpu Tantular. Kata tersebut memiliki arti sebagai persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.

Makna Lambang Negara Garuda Pancasila sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari pelbagai macam suku, ras, budaya, adat, bahasa dan agama. Apabila seluruh masyarakat Indonesia bisa memahami filosofi lambang negara tersebut dengan baik, maka keutuhan dan persatuan bangsa dapat terjaga. Dengan Dasar Negara yang kuat, Indonesia akan menjadi negara besar, maju, dan rakyatnya sejahtera.
(dari berbagai sumber)

Fungsi Dan Alasan Pramuka Memakai Tongkat


Tongkat pramuka memiliki ukuran panjang 160 cm dan diameter 5 Cm ini memiliki banyak fungsi untuk anak pramuka siaga, penggalang. Tongkat berbahan bambu atau kayu yang selalu di bawa oleh anak pramuka ini tidak semata-mata untuk bergaya atau asesoris yang tidak memiliki arti dan tujuan.

Alasan mengapa pramuka memakai tonkat??,
Pramuka itu sangat dekat dengan alam sehingga tak jarang anak pramuka menelusuri alam bebas atau mengembara ke hutan, gunung dalam kegiatanya, maka seorang pramuka memerlukan alat dan senjata yang mempunyai multi fungsi.

Berikut adalah daftar 17 kegunaan tongkat pramuka versi majalah pramua TunasKelapa.com, diantaranya :

  1. Sebagai tiang tenda/tenda darurat (bivac).
  2. Sebagai tiang bendera.
  3. Sebagai tempat sepatu.
  4. Sebagai alat penghalau hewan liar, misalnya untuk anjing galak.
  5. Untuk menyebrangi selokan (pendek dan dangkal).
  6. Sebagai tiang jemuran.
  7. Untuk membuat tandu (blankar/ dragbar).
  8. Untuk membuat jembatan kecil.
  9. Untuk memadamkan api.
  10. Untuk membantu mengukur jarak, tinggi, dsb.
  11. Sebagai kawan diwaktu mendaki.
  12. Sebagai alat berpegang di malam hari agar tidak mudah tergelincir.
  13. Untuk beristirahat (bisa untuk duduk/dibuat kursi darurat.
  14. Untuk kelengkapan baris-berbaris.
  15. untuk alat bela diri.
  16. Untuk memanjat tembok yang tinggi.
  17. Untuk mengukur dalamnya suatu kolam, dan masih banyak lagi.
Maka gunakan dan rawatlah tongkat pramuka yang kamu miliki dengan baik, layaknya sodaramu sendiri. Karena banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapat. (TN/SL)

The three-finger salute Salam Pramuka di Dunia



Salam (hormat) tiga jari ( The three-finger salute) dipakai oleh angggota Kepanduan Dunia baik itu Putra maupun Putri di seluruh Dunia ketika meenyapa Pandu (Pramuka) lain dan menghormati Bendera nasional dalam sebuah Upacara. Dalam kebanyakan situasi, Salam ini diberikan dengan mimik muka tenang (palm Face), Ibu jadi menekan jari kelingking, dan dengan ujung jari di alis atau kening kepala. Ada beberapa jenis variasi salam diantara berbagai kepanduan yang ada di dunia dan juga dalam berbagai bagian program.


Contoh Salam Tiga jari dari Kak  Krisna Yana.Alm


Half Salute Scout

Half salute yang dikenal sebagai tanda Pandu (Pramuka), digunakan dalam situasi tertentu. Telapak tangan masih menghadap keluar, dengan ibu jari memegang jari kelingking.
Dalam buku, Scouting for Boys, Baden Powell memilih salam hormat tiga jari iniuntuk memperlihatkan tiga aspek dari "Scout Promise" :

  1. Honour God and the King (Hormatilah Tuhan dan Raja)
  2. Help Others (Membantu Orang Lain)
  3. Obey the scout law (Mematuhi hukum pramuka)

Karna itu khusus di Kerajaan Inggris. Tiap negara mempunyai Ciri khasnya sendiri.

The three finger salute


Source: Wikipedia.com

Sejarah Merah Putih di 3 Negara Dunia, Siapa Yang Pertama Memakainya ?



Ada tiga negara di dunia yang menggunakan hanya dua warna (merah dan putih) pada desain benderanya, yaitu Republik Indonesia, Kerajaan Monaco dan Polandia. Masing - masing dari 3 negara tersebut menggunakan desain bendera dua warna sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Masing - masing mempunyai sejarah sendiri, juga mempunyai tafsiran sendiri tentang arti warna merah dan putih yang mereka gunakan sebagai bendera kebangsaan, tapi tahuah anda, negara manakah yang lebih dulu menggunakan desain dwi warna (merah dan putih)untuk pertama kalinya hingga hari ini ?


1. Polandia 

Bendera Polandia terdiri atas dua garis horizontal dengan lebar yang sama, bagian atas putih dan bagian bawah merah. Dua warna tersebut didefinisikan dalam konstitusi Polandia sebagai warna nasional.
Putih dan merah secara resmi diadopsi sebagai warna nasional pada tahun 1831.

Hal itu didasarkan atas tincture (warna) khas dari lambang dua negara konstituen Persemakmuran Polandia-Lituania, yaitu Elang Putih dari Polandia dan The Pursuer of Lituania, seorang ksatria berkulit putih yang menunggangi kuda putih lengkap dengan perisai merah. Sebelum itu, tentara Polandia memakai kombinasi berbagai warna.
Bendera nasional secara resmi diadopsi pada tahun 1919. Sejak tahun 2004,Polish Flag Day dirayakan pada tanggal 2 Mei. 

2. Monaco 


Bendera nasional Monaco terdiri atas dua strip horizontal yang sama, merah (atas) dan putih (bawah). 
Warna Merah dan Putih sudah menjadi corak khas The House of Grimaldi paling tidak semenjak 1339, namun dengan desain yang berubah-ubah.. Desain dua warna diadopsi pada tanggal 4 April 1881, di bawah pimpinan Pangeran Charles III.

Bendera Monako yang asli (berbentuk sama dengan Bendera negara Monako tapi dengan gambar simbol negara versi sebelumnya di tengahnya) sudah digunakan sejak awal kerajaan ini berdiri, kecuali saat Monako di-aneksasi Perancis pada periode 1793-1814. Bentuknya kini yang lebih sederhana mulai digunakan sejak 4 April 1881. 

3. Indonesia 

Bendera nasional Indonesia, yang dikenal sebagai Sang Saka Merah Putih("Merah Putih") didasarkan pada bendera Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 di Jawa Timur. 
Bendera itu sendiri diperkenalkan dan dikibarkan secara resmi di hadapan dunia pada upacara Hari Kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945. 
Desain bendera masih tetap sama sampai sekarang.Warna merah putih berasal dari bendera Kerajaan Majapahit pada abad ke-13. Kemudian, warna-warna itu dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan para nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme melawan Belanda. 
Bendera merah-putih dikibarkan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan Belanda, bendera itu dilarang berkibar. Sistem ini diadopsi sebagai bendera nasional pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan telah digunakan sejak saat itu.
Ada juga cerita lain tentang bendera Indonesia, yang secara signifikan berhubungan dengan bendera Belanda. Di bawah kolonialisme Belanda, setiap urusan menggunakan bendera Belanda (merah-putih-biru). Sedangkan bendera Indonesia dilarang digunakan. Sebagai simbol perlawanan terhadap Belanda, kaum nasionalis Indonesia dan gerakan kemerdekaan merobek bendera Belanda. Mereka merobek bagian bawah bendera, dan memisahkan warna merah dan putih dari warna biru. 

Alasan utamanya adalah karena biru pada bendera Belanda dipahami sebagai berdiri untuk aristokrasi "berdarah biru". Sebaliknya, warna merah mewakili darah yang tertumpah dalam Perang Kemerdekaan, sedangkan putih bisa dipahami untuk melambangkan kemurnian Indonesia.Nama resminya adalah Sang Merah Putih sesuai dengan Pasal 35 UUD 1945. 
Bendera ini juga biasa disebut Bendera Merah Putih, Sang Dwiwarna, atau Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka adalah bendera yang dikibarkan di depan rumah Soekarno beberapa saat setelah dia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. 
Bendera Pusaka ini adalah dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno, dan dikibarkan setiap tahun di depan istana presiden pada saat upacara hari kemerdekaan. Namun, karena dianggap terlalu rapuh, Bendera Pusaka dikibarkan untuk yang terakhir kalinya pada 17 Agustus 1968.Merah berarti keberanian, sedangkan putih berarti kemurnian. merah tersebut merupakan tubuh manusia atau kehidupan fisik, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia atau kehidupan rohani. Bersama-sama mereka berdiri untuk melengkapi manusia.
Secara tradisional, sebagian besar masyarakat Indonesia telah menggunakan merah dan putih sebagai warna suci mereka, pencampuran warna gula (warna merah berasal dari gula kelapa atau Gula aren) dan beras (berwarna putih). Sampai hari ini, keduanya merupakan komponen utama masakan Indonesia setiap hari. 
Rupanya, penduduk Kerajaan Majapahit juga menggunakan konsep ini dan dirancang sebagai bendera merah dan putih.
Note : Kerajaan majapahit berdiri tahun 1293 

KESIMPULANNYA 


  1. Polandia menggunakan corak bendera putih-merah pada tahun 1831
  2. Monaco menggunakan corak bendera merah-putih pada tahun 1339 (itupun desainnya masih berubah-ubah)
  3. INDONESIA, menggunakan corak bendera MERAH PUTIH sejak jaman Kerajaan Majapahit berdiri, tahun 1293 ..

INDONESIA adalah yang pertama menggunakan bendera MERAH PUTIH dan tidak pernah mengalami perubahan desain bendera. Walaupun sering terjadi pergolakan di dalam negeri, perubahan sistem pemerintahan, penjajahan oleh kaum imperialisme, MERAH PUTIH akan tetap berkibar!! MERDEKA!!!!

Sumber : http://www.binhakim.com/2011/03/siapa-yang-duluan-menggunakan-merah.html 

TUGAS DEWAN AMBALAN PENEGAK


1. PRADANA (Ketua)
a. Bertanggung jawab pada semua kegiatan Dewan Ambalan Penegak
b. Memimpin organisasi dengan baik
c. Mengkoordinasi anggota Dewan Ambalan Penegak
d. Menyelesaikan setiap masalah yang ada pada Dewan Ambalan Penegak
e. Menjadi contoh yang baik bagi setiap anggota

2. KRANI (Sekretaris)
a. Membantu melaksanakan tugas Pradana
b. Mendampingi Pradana saat rapat
c. Memberi saran pada Pradana dalam mengambil keputusan
d. Bertindak sebagai notulis dan mencatat hal-hal penting dalam suatu rapat
e. Membuat proposal atau surat-surat, dan menyimpannya

3. JURU ARTA (Bendahara)
a. Bertanggung jawab dalam pengeluaran dan pemasukan kas Dewan Ambalan Penegak
b. Membuat bukti-bukti pengeluaran
c. Menyampaikan laporan keuangan tiap bulan


4. PEMANGKU ADAT 
a. Menjadi contoh yang baik bagi siapa saja
b. Memberi sanksi pada Dewan Amabalan Penegak yang melanggar peraturan
c. Mengkoordinasi anggota Dewan Ambalan Penegak
d. Menjunjung tinggi kedisiplinan


5. KAJIAN KEPRAMUKAAN
a. Mencari materi kegiatan Pramuka
b. Menjadi sumber informasi
c. Merencanakan kegiatan Dewan Ambalan Penegak


6. KEGIATAN KEPRAMUKAAN
a. Menjalankan semua program yang direncanakan Dewan Ambalan Penegak
b. Mengatur dan menjalankan semua kegiatan
c. Bekerja dilapangan atau terjun secara langsung di lokasi

7. PENGABDIAN MASYARAKAT
a. Meminta ijin apabila ada kegiatan
b. Membantu jalannya setiap kegiatan yang ada
c. Membantu Krani dalam ke-administrasian
d. Sosialisasi dengan masyarakat

8. EVALUASI DAN PENGEMBANGAN
a. Mengevaluasi kegiatan yang telah terlaksana
b. Memberi kesimpulan tentang hasil kegiatan
c. Menentukan baik buruknya suatu kegiatan
d. Memimpin breaving
e. Mencari solusi dari setiap permasalahan
f. Mempertahankan kelangsungan Pramuka


Perlu Diingat..!!!

Hubungan Pengurus dengan  Anggota dalam kedudukannya sebagai badan kelengkapan Dewan Ambalan adalah hubungan :
  1.         Koordinasi        
  2.         Konsultasi dan
  3.         informasi
dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan 
tugas pokoknya






Yang Harus Dilakukan untuk Menolong Korban Kecelakaan

Mungkin Anda pernah melihat langsung kecelakaan lalu lintas, atau rekan dekat Anda jadi korban. Apa yang harus dilakukan? Kebanyakan masyarakat kita memang mudah panik dan bingung untuk melakukan pertolongan. Alih-alih membantu, malah jadi penonton.

Sesungguhnya kita bisa menyelamatkan nyawa korban kecelakaan. Faktor paling penting adalah: jangan panik. Seperti yang disampaikan dr. Yogi pada sesi seminar 'Emergency Fair' yang diselenggrakan di Aula Fakultas Kedokteran UI yang dimuat detik.com, inilah langkah-langkahnya.
1. Cek kesadaran
Periksa apakah korban masih dalam kondisi sadar atau tidak dengan menepuk atau menggerak-gerakkan pundaknya. Jika masih sadar, maka bantu korban untuk menemukan posisi yang paling nyaman sembari Anda meminta bantuan dari orang sekitar.

2. Cek pernapasan
Jika ia tidak sadar, buka jalan napasnya terlebuh dulu lalu lihat, dengar, dan rasakan apakah korban bernapas dengan normal. Jangan samakan pernapasan agonal dengan pernapasan normal. Pernapasan agonal biasanya terjadi setelah jantung berhenti sampai 40 persen, pasien sulit bernapas, berat, berisik, atau terengah. Pernapasan ini dikenal sebagai tanda serangan jantung. Pastikan pula Anda sudah menghubungi Unit Gawat Darurat.

3. Kompresi dada
Letakkan tumit salah satu tangan di tengah dada, letakkan tumit tangan lainnya di atas dengan jari-jari saling mengunci. Tekan dada dengan kedalaman empat hingga lima cm.

4. Napas bantuan
Jepit hidung korban dan mulailah Anda mengambil napas dengan normal. Bibir Anda mengatup seluruhnya di bagian mulut korban. Hembuskan udara hingga dada korban terlihat naik kurang lebih satu detik. Beri waktu sampai dinding dada turun kembali. Ulangi

5. Perhatikan apakah ada cedera atau trauma
Jika ada perdarahan, maka ambil kasa dan tekan untuk menghentikan perdarahan. Saat ada kotoran pada luka, cukup bersihkan dengan diusap dan jangan dicuci. Jika korban mengalami atah tulang terbuka, ambil kasa setebal kain lalu tekan untuk menghentikan perdarahan. Jika ada tulang yang terlepas keluar jangan dimasukkan karena bagian itu sudah terkena kotoran, jika dimasukkan bisa menyebabkan infeksi. Sebisa mungkin kirim korban ke RS dalam waktu kurang dari 12 jam.





Sumber: Detik.com

ADAT AMBALAN DAN RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK


Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi:

a.    mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.

b.    memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

c.    kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga labih stabil dan lebih terkendali.



Kaum muda seusia Pramuka Penegak berfikir kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam perilakunya tercermin menggunakan pendekatan kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati perenungan-perenungan.  Perkembangan semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia sebelumnya.



Pada kegiatan Pramuka Penegak kita dapati adanya:

a.    Adat Ambalan

b.    Sandi Ambalan

c.    Renungan Jiwa



Adat  merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat yang sudah berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan merupakan peraturan dan tata nilai di masyarakat yang oleh anggotanya dijaga dan dilestarikan menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat.  Adat bersifat lokal, hanya berlaku di masyarakat tertentu dan tidak berlaku di masyarakat yang lain.



ADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK


Adat Ambalan merupakan adat kebiasaan yang diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati sebagai suatu yang harus ditaati serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan kepeduliaan  terhadap Tuhan YME, kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam lingkungannya kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya pada Kode Kehormatan Pramuka.



Anggota adat (Pramuka Penegak dalam Ambalan yang bersangkutan) bila berprestasi akan diberikan penghargaan sedang yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sangsi.



Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan Ambalan Penegak menetapkan seorang Pemangku Adat yang dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga Adat Ambalan yang ada.



Macam-macam Adat Ambalan


Sedikit banyaknya yang manjadi Adat dalam Ambalan tergantung pada Ambalan itu sendiri. Contoh-contoh Adat Ambalan (yang pernah ada)

1)    Adat Ambalan pada saat penerimaan calon Penegak dari Tamu Ambalan.

Setelah Tamu Ambalan ialah pemuda atau Pramuka penggalang yang sudah berusia 16 tahun yang berminat untuk mengikuti kegiatan Pramuka Penegak beberapa kali mengikuti latihan/kegiatan Pramuka Penegak, Tamu Ambalan dihadapkan dewan kehormatan Ambalan untuk diwawancari apakah dia benar-benar tertarik dengan kegiatan Pramuka Penegak dan apakah selama ini dia aktif mengikuti kegiatan Ambalan.  Atas kemantapan tekat Tamu Ambalan tersebut dalam mengikuti kegiatan Ambalan, Dewan Kehormatan Ambalan menetapkan bahwa yang bersangkutan diterima sebagai calon Pramuka Penegak dengan harapan yang bersangkutan mengikuti keaktifannya dan menyelesaikan SKU Pramuka  Penegak Bantara.



2)    Adat Ambalan pada saat Calon Pramuka Penegak menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara

-    pada proses menyelesaikan SKU, calon Penegak didampingi oleh 2 (dua) orang Pramuka Penegak Bantara Laksana sebagai monitor, pembimbing dan pengamat perkembangan keterampilan dan sikap calon Penegak selama mengikuti kegiatan Ambalan.

-    pada saat menjelang pelantikan sebagai Penegak Bantara : calon diharuskan menjalankan tugas-tugas spritual, misalnya : berpuasa selama 2 (dua) kali penuh, membaca beberapa renungan jiwa dengan tujuan untuk lebih memantapkan semangat dan tekadnya untuk menjalankan tugas-tugas selanjutnya.

-    setelah tugas-tugas spiritual tersebut selesai dilaksanakan , calon diminta menyucikan diri dan membuang jauh-jauh hal-hal yang bersifat negatif.  Upacara adat ini disembuhkan dengan membasuh muka, berkumur, membasuh telinga dan tangan serta mengeringkan dengan handuk, kemudian handuk yang mengandung kotoran, akibat perbuatan dan sikap negatif yang pernah dilakukan dibuang.



3)    Adat Ambalan membaca Renungan jiwa

Adat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian anggota Ambalan terhadap Tuhan YME, tanah air, bangsa, masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatannya kepada Kode Kehormatan Pramuka.



Misalnya : Renungan jiwa pada saat :

-    peringatan hari besar nasional/agama

-    selesai upacara pelantikan

-    terdapat anggota Ambalan yang mengingkari/ melanggar Trisatya/ Dasadarma



4)    Adat Ambalan ketika seseorang akan dilakukan pelantikan Penegak Pelaksana.



5)    Adat Ambalan ketika melepas anggota Ambalan yang akan membaktikan diri ke masyarakat



d.    Perlengkapan Adat Ambalan

1)  Pusaka Ambalan

Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan disepakati untuk dijadikan pusaka adat, yang akan dihadirkan pada saat upacara adat dilakukan.

2)  beberapa macam Renungan jiwa

3)  beberapa Sandi Ambalan

4)  kostum Pemangku Adat

5)  perlengkapan Upacara Adat



SANDI AMBALAN PRAMUKA PENEGAK

a.    Sandi Ambalan disusun oleh dan untuk Pramuka Penegak sendiri yang kemudian oleh Pemangku Adat ditetapkan sebagai perangkat Adat Ambalan.  Dalam proses penyusunannya, Pembina Pramuka Penegak memberikan pengarahan bahwa sumber utama dalam penyusunan Sandi Ambalan ialah :

1)    Pancasila

2)    Prinsip Dasar Kepramukaan

3)    Kode Kehormatan Pramuka

4)    AD dan ART Gerakan Pramuka

5)    Norma-norma  agama dan masyarakat

6)    Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda.



b.    Setiap  Ambalan memiliki Sandi Ambalan, yang merupakan norma hidup bagi Pramuka Penegak dalam Ambalan tersebut ; dengan demikian Sandi Ambalan hanya berlaku bagi anggota Ambalan tertentu dan tidak berlaku bagi Anggota Ambalan lain



c.    Bagi Pramuka Penegak, Sandi Ambalan merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu ketika Sandi Ambalan dibacakan para Pramuka Penegak mengikutinya dengan cermat dalam suasana yang hening dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Pemangku Adat Ambalan.



Contoh Sandi Ambalan

SANDI AMBALAN



TIRULAH MATAHARI

“Atau paling tidak jadilah seperti rembulan yang mampu mengarahkan sinar, menerangi bumi di malam gulita. Cahaya matahari seperti ilmu dan kasih yang tak pernah berkurang meskipun senantiasa dipancarkan untuk menerangi semesta.”



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Ibu pertiwi tersedu

Murka alam porak-porandakan negeri

Nafsu dan dengki coreng wajah bangsa

Anak negeri enggan dan berlalu



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Segelintir merangkak terseok-seok

Gundah hati penuh tanya

Segelintir merangkak cari mulia

Sepenuh jiwa menempuh kelelahan

Mengejar mulia hingga banyak jemu



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Mentari tenggelam, rembulan urung

Ibu pertiwi tersenyum dan beraksara

Jangan mengira mulia adalah madu yang kau makan

Takkan kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar



Hanya yang bersungguh-sungguh dan bersabar

Yang akan menemukannya…



Kawanku,  Arjuna dan Srikandi Indonesia,

Tundukkan kepala dan pejamkan matamu,

Rasakan tiap degup jantungmu,

Renungkanlah …



Bumi yang kita pijak,

Langit yang kita tatap,

Udara yang kita hirup,

Cahaya mentari yang kita rasakan kehangatannya,

Rembulan yang benderang di tengah gulita,

adalah

bumi, langit, udara, mentari, rembulan yang sama

dengan yang disaksikan

Plato, Socrates, Heraklius, Gandhi, Soekarno



Jika mereka bisa terinspirasi olehnya,

kenapa kita tidak?!



Tanamkan mutiara itu dalam dadamu

Satya dan Dharma Praja Muda Karana

Hingga tiba saatnya,

Engkau mampu menyinari tanpa mentari

Berjalan di malam hari tanpa rembulan

Sorot matamu bagai sihir

Tajam keningmu bagai kilatan pedang



Tirulah matahari

Jadilah mentari bagi dunia



Buka matamu

Dan tataplah ke depan

Kemuliaan adalah keniscayaan



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam



Gulita terbelah

Sinar cerah merekah

Selama jantung masih berdetak

Kami, jiwa muda Indonesia

Takkan menyerah

Mengawal zaman

Mempersembahkan untukmu ibu pertiwi

Semangat PASOEPATI – PUSPITA MURTI



RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK

a.    Renungan ialah suatu naskah singkat yang menguasai nilai-nilai spiritual, mental dan moral dalam upaya mengamalkan satya dan darma Pramuka

b.    Renungan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetuk hati para Pramuka Penegak agar selalu ingat Satya dan Darmanya dan selalu mengamalkannya sesuai dengan motto :

Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan

c.    Naskah renungan disusun oleh Pramuka Penegak sendiri, dengan bimbingan Pembina mereka dan dijaga kelestariannya oleh Pemangku Adat

d.    Macam-macam Naskah renungan, diantaranya:

1)    renungan bagi mereka yang akan dilantik

2)    renungan bagi mereka yang sedang mengalami masalah

3)    bebarapa renungan dalam menperingati hari besar nasional

4)    beberapa renungan dalam memperingati hari besar agama

5)    renungan pada upacara penutupan latihan



PENUTUP

Adat  Ambalan, Sandi Ambalan dan Renungan Jiwa Pramuka Penegak bagi kita (Pembina Pramuka Penegak) merupakan alat pendidikan ; oleh karena itu dalam proses penyusunannya hendaknya diupayakan agar Pembina Pramuka Penegak yang bersangkutan terlibat dalam posisi sebagai pembimbing, dan pengerak supaya Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan renungan jiwa tersebut tidak menyimpang dari :

1.  Pancasila dan UUD 1945

2.  Prinsip Dasar Kepramukaan

3.  Kode Kehormatan Pramuka

4.  AD dan ART Gerakan Pramuka

5.  Norma-norma Agama dan Masyarakat

6.  Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda



KEPUSTAKAAN

1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA

2.      PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA. Kwarnas. Jakarta. 1999

3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.

4.      Rujukan KML. Kwarnas. Jakarta. 1983

5.       Keputusan Kwarda Jawa Tengah No. 10/KPTS/D.XI/8/79 tentang Tanda, Lambang, Bendera Dan Kibaran Cita Ambalan Penegak Dan/Atau Racana Pandega

ADMINISTRASI DALAM DEWAN AMBALAN



Salah satu tolok ukur sebuah organisasi berjalan secara terorganisir dengan baik adalah sistem administrasi yang dijalankan. Namun, seringkali hal yang berhubungan dengan administrasi dianggap sebagai formalitas, bahkan sering diremehkan. Padahal sistem administrasi yang baik akan sangat membantu dan mutlak dibutuhkan jika sebuah organisasi ingin maju. Lebih-lebih bagi ambalan yang setiap tahun berganti kepengurusan.

Secara khusus, administrasi menjadi tanggung jawab kerani (sekretaris) dewan ambalan. Karena banyaknya tugas keadministrasian, sebaiknya kerani membentuk bidang tersendiri untuk mengelola keadministrasian. Administrasi yang baik sangat berguna antara lain untuk:
  • Pedoman pelaksanaan program kerja selama satu periode
  • Mengetahui perkembangan dewan ambalan
  • Mengetahui perkembangan anggota ambalan, seperti keaktifan atau pencapaian SKU.
  • Data/ arsip sejarah ambalan sebagai bahan masukan pembuatan program kerja ke depan.

Sebuah dewan ambalan hendaknya memiliki kelengkapan administrasi sebagai berikut:
Buku pegangan pengurus
Berisi tentang semua hal yang perlu diketahui oleh pengurus dewan ambalan/ racana, khususnya yang menjadi pengurus harian (ketua, sekretaris, bendahara dan ketua bidang-bidang). Termasuk di dalamnya, tata laksana/ AD-ART, job description atau pembagian tugas, time shcedule program kerja dan petunjuk pengelolaan kesekretariatan.

Buku induk anggota
Berisi data pribadi semua anggota, seperti curiculum vitae/ data diri, penilaian keaktifan berkala, pencapaian SKU (syarat kecakapan umum) atau SKG (syarat kecakapan pramuka garuda), dll.

Buku catatan harian/ log book
Berisi catatan semua kejadian penting dalam ambalan. Lebih baik jika dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan. Dari buku ini tercatat kronologis semua kegiatan baik kecil maupun besar yang telah dilaksanakan oleh ambalan.

Buku risalah rapat
Berisi data dan hasil setiap rapat yang diadakan baik oleh pengurus harian, rapat bidang atau rapat pleno yang diikuti oleh seluruh anggota ambalan. Meskipun ada banyak bidang, sebaiknya buku risalah rapat tetap menjadi satu.

Buku arsip surat masuk dan keluar serta buku ekspedisi
Untuk mencatat surat-surat yang masuk serta yang keluar. Buku ekspedisi adalah catatan ketika ambalan menugaskan pengurusnya untuk mengirim surat keluar.

Buku inventaris dan peminjaman barang
Inventarisasi sebaiknya dilakukan secara berkala minimal setiap bulan dan hasilnya dicatat dalam buku ini. Peminjaman barang inventaris sebaiknya disediakan memo khusus yang harus disetujui oleh pihak yang berwenang (misalnya kerani atau staff kesekretariatan bagian inventaris).

Buku catatan keuangan
Catatan keuangan yang dikelola oleh juru uang (bendahara) dan setiap bulan dilaporkan secara terbuka dalam rapat pengurus harian.

Buku tamu


Untuk mencatat setiap ada pengunjung bukan anggota ambalan/ racana yang memiliki keperluan tertentu. Misalnya memasukkan surat edaran, meminjam alat, study banding atau keperluan lainnya.

Selain itu, juga perlu pengarsipan setiap surat masuk atau keluar, proposal kegiatan dan laporan pertanggungjawaban kegiatan. Organisasi yang memperhatikan administrasinya dengan baik, pasti dalam kegiatan di lapangan berjalan dengan baik juga.

Salam Pramuka

SALAM PRAMUKA
Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka.
Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Fungsi Salam Pramuka.
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
  1. Salam Biasa.
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.

2.Salam Hormat.
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.

3.Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)

Untuk Salam hormat diberikan kepada :
  1. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
  2. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
  3. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya.
  4. Lagu Kebangsaan.
Sekian dan Salam Pramuka !


Sumber Artikel:pramukanet.org

Satuan Karya

 
Satuan Karya Pramuka
(1) Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota muda dan anggota dewasa muda dalam bidang tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai aspirasi pemuda Indonesia dengan menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
(2)  Kegiatan itu menghasilkan pengalaman,  tambahan pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup anggota muda dan anggota dewasa muda.
(3) Setiap Satuan Karya Pramuka mengkhususkan diri pada pengabdian di bidang tertentu berdasarkan spesialisasi atau keterampilan khusus.
(4)  Anggota Satuan Karya Pramuka adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega putera dan puteri dari gugusdepan di wilayah ranting yang bersangkutan, tanpa melepaskan diri dari keanggotaan gugusdepannya.
(5)    Satuan Karya Pramuka dibina oleh Kwartir Ranting/Cabang
(6)  Anggota Satuan Karya Pramuka wajib meneruskan pengetahuan dan kemampuannya kepada anggota lain di gugusdepannya sebagai Instruktur Muda.
(7) Anggota Putera dan anggota Puteri dihimpun dalam satuan karya yang terpisah, masing-masing merupakan satuan karya yang berdiri sendiri.
  
NAMA - NAMA SATUAN KARYA :

NO
NAMA SAKA
BIDANG KEGIATAN
DASAR HUKUM
1.
Bahari
Kebaharian
SK.No.019 Tahun 1991
2.
Bhakti Husada
Kesehatan
SK.No.053 Tahun 1985
3.
Bhayangkara
Kamtibmas
SK.No.020 Tahun 1991
4.
Dirgantara
Kedirgantaraan
SK.No.018 Tahun 1991
5.
Kencana
Kepedudukan
SK.No.166 Tahun 2002
6.
Tarunabumi
Pertanian
SK.No.078 Tahun 1984
7.
Wanabakti
Kehutanan
SK.No.005 Tahun 1984


Sumber Artikel:pramukanet.org

 

Template Information

Banner Iklan

Template Information

Test Footer 2

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. tes Catatan Adnyana - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger